Pemkab Surati Kementeraian PUPR Agar Perbaiki 26 Titik Rawan Tanggul Citarum

CIKARANG PUSAT – Pemkab Bekasi bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum akan melayangkan surat ke kementerian PUPR untuk menyediakan anggaran bagi penanganan 26 titik merah atau rawan disekitar arena tanggul sungai Citarum.

“Kita sepakat akan menyurati kementerian PUPR untuk meminta dorongan agar diberikan anggaran ke BBWS. Sebab anggaran sekarang untuk penanganan darurat itu sudah habis, jadi harus ada tambahan dana agar segera kita laksanakan perbaikannya,” jelas Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan setelah melakukan pertemuan dengan BBWS Citarum di ruang rapat bupati pada Rabu (22/09).

Menurut Dani, penanganan 26 titik tanggul Citarum yang rawan itu harus segera ditanggani. Apalagi memasuki musim penghujan yang diprediksi terjadi pada akhir tahun ini antara bulan November – Desember.

“Jadi kami berharap agar bisa segera ditangani titik rawan ini sebelum musim penghujan,” harapnya.

Dari rapat tersebut, diketahui ada 55 titik  tanggul sungai Citarum dengan kategori kritis, sedangan dan ringan. Dari mitigasi sturktural, kesemua titik tanggul tersebut diperlukan penguatan agar tidak terjadi masalah, terutama di musim penghujan.

Untuk 26 titik kuning atau sedang, lanjut Pj Bupati, penangananya akan dilakukan pada tahun 2022. Saat ini, Pemkab bersama BBWM memprioritaskan penguatan titik tanggul sungai Citarum yang masuk kategori kritis.

Tak hanya itu, Ketua BPBD Jabar itu juga mengatakan akan mengambil langkah non structural di wilayah Citarum. Di antaranya, bersama dengan Komandan Sektor 20 Satgas Citarum akan melakukan penghijauan dan memperkuat tanggul yang masih bagus.

Penghijauan dengan penanaman pohon disekitar area tanggul akan memperkuat tanggul, Akar pohon terbukti bisa menahan terjadinya longsor atau hantaman dari derasnya aliran sungai sehingga tanggul tak mudah terkikis.

Selain itu juga, Pemkab akan berkerjasama dengan PJT membangun sistem peringatan dini dari bencana. “Dua atau tiga jam sebelumnya, tinggi permukaan air bisa diinformasikan diwilayah-wilayah yang kritis, sehingga masyarakat sekitar mengetahui dan bisa dilakukan evakuasi dini,” tandasnya.f

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *