KABUPATEN BEKASI – Cikarang kini menjadi salah satu kota industri terbesar di Asia Tenggara. Di kawasan industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, yang luasnya mencapai 5.600 hektar itu kini terdapat lebih dari 2.000 perusahaan nasional dan multinasional yang berasal dari 30 negara di dunia.
Kota Jababeka, yang menyatu dengan kawasan industri Jababeka, kini ditopang oleh berbagai fasilitas perkotaan yang lengkap, seperti adanya industri manufaktur yang ramah lingkungan, kawasan permukiman, kawasan perkantoran dan industri keuangan, pusat-pusat perbelanjaan dan hiburan, pasar-pasar tradisional hingga modern, klinik kesehatan dan rumah sakit, fasilitas pendidikan mulai dari usia dini, tingkat dasar, menengah hingga pendidikan tinggi, tempat ibadah, dan masih banyak lagi fasilitas lainnya.
Itu sebabnya Kota Jababeka kini telah menjelma menjadi Kota Mandiri yang dalam perjalanannya masih akan terus berkembang secara berkelanjutan. Kini, Kota Jababeka sebagai Kota Mandiri berniat terus melengkapi diri dengan berbagai fasilitas.
Salah satu fasilitas yang bakal dibangun adalah pengembangan pusat riset dan inovasi, serta pusat pendidikan ilmu terapan, yang semuanya disesuaikan dengan kebutuhan para pelaku usaha yang ada di kawasan industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan berbagai kawasan industri lainnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Selasa, 10 Oktober 2023, bertempat di Fabrication Laboratory (Fablab), President University Convention Center (PUCC), Jl. H. Usmar Ismail, Kota Jababeka, Cikarang, dilakukan penandatanganan Perjanjian Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
Perjanjian ini ditandatangani oleh tiga pihak, yakni PT Jababeka & Co., President University dan Technical University of Munich Asia (TUM Asia). TUM Asia, yang berlokasi di Singapura, adalah bagian dari Technical University of Munich (TUM) yang berbasis di Jerman.
Sebagai perguruan tinggi internasional, saat ini TUM menempati peringkat ke-37 dalam QS World University Rankings. Dalam penandatangan MoU tersebut, Jababeka & Co. diwakili oleh Sutedja S. Darmono dan Tjahjadi Rahardja selalu direktur perseroan, President University diwakili oleh Prof. Dr. Chairy selaku Rektor, dan pihak TUM Asia oleh Dr. Markus Waechter selaku Managing Director.
Ikut menyaksikan acara penandatanganan MoU tersebut Thomas Graf, Deputy Head of Mission Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, Pejabat Bupati Bekasi Dr. H. Dani Ramdan, Chairman Grup Jababeka yang juga founder President University DR. SD Darmono, dan sejumlah tamu undangan yang turut hadir dalam acara tersebut.
Upaya Wujudkan KEK Pendidikan dan Teknologi
Melalui MoU tersebut, Jababeka, President University dan TUM Asia sepakat bekerja sama untuk menyusun rencana kerja pembangunan pusat penelitian dan pengembangan yang diintegrasikan dengan rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pendidikan dan Teknologi di Jababeka, Cikarang.
Kata Bupati Dani Ramdan dalam sambutannya pada acara tersebut, “Upaya yang dilakukan Jababeka, TUM Asia dan President University ini merupakan terobosan dalam pengembangan KEK Pendidikan dan Teknologi di Jababeka. Kehadiran TUM, yang merupakan universitas terkemuka di dunia, diharapkan bisa menjadi pendorong untuk berbagai pihak dalam mewujudkan KEK tersebut.”
Lanjut Bupati Dani Ramdan, Cikarang merupakan pusat industri. Jadi, menurut dia, kehadiran KEK Pendidikan dan Teknologi akan ikut meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan industri.
Katanya, “Saya mendorong Dewan Nasional KEK agar segera mengeluarkan Surat Keputusan KEK Pendidikan dan Teknologi di Jababeka, Cikarang.” Ada tiga ruang lingkup kerja sama dalam MoU ini. Pertama, peningkatan kualitas SDM melalui pendirian pusat pendidikan dan pelatihan bagi para pekerja dan kalangan profesional di kawasan industri Jababeka dan berbagai kawasan industri lain yang ada di sekitarnya.
Kedua, pendirian pusat penelitian dan pengembangan untuk mendorong terjadinya percepatan inovasi di perusahaan-perusahaan yang ada di berbagai kawasan industri di Kabupaten Bekasi dan sekitarnya. Ketiga, pengembangan fasilitas yang mendorong terjadinya pertukaran ilmu pengetahuan baik untuk mahasiswa dan dosen maupun para pelaku usaha yang ada di kawasan industri Jababeka dan sekitarnya.
Menurut Sutedja Darmono, “Penandatanganan MoU ini merupakan salah satu langkah nyata dari upaya kami untuk mewujudkan KEK Pendidikan dan Teknologi di kawasan industri Jababeka, Cikarang.” Sutedja juga menyoroti aspek pengembangan SDM melalui KEK.
Sekarang ini, ungkap dia, banyak perusahaan yang mengalami kesulitan dalam mencari tenaga kerja yang kompeten, berdaya saing dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. “Hadirnya KEK, yang salah satu fokusnya adalah untuk meningkatkan kualitas SDM, diharapkan mampu menjawab tantangan bagi perusahaan yang mengalami kesulitan mencari tenaga kerja yang kompeten,” tegas Sutedja.
Merespon Pesatnya Perkembangan Teknologi
Sementara Prof. Chairy mencermati banyaknya perusahaan yang menghadapi tantangan dalam mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi.
“Perusahaan yang gagal mengikuti perkembangan teknologi akan terancam kinerjanya bakal turun, dan gagal bersaing dengan para kompetitornya yang sudah menerapkan teknologi dalam proses bisnisnya,” papar Prof. Chairy.
Sementara, di sisi lain Prof. Chairy juga melihat masih banyak perusahaan yang belum memiliki fasilitas riset dan pengembangan sendiri. “Ini tentu menjadi tantangan yang sangat serius bagi banyak perusahaan,” kata dia.
Prof. Chairy mengakui bahwa upaya untuk membangun fasilitas riset dan pengembangan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. “Banyak perusahaan yang mungkin belum berpikir untuk mengembangkan fasilitas riset dan pengembangan sendiri. Ini baik dari sisi perangkat kerasnya, seperti mesin-mesin dan teknologinya, maupun dari sisi perangkat lunaknya, yakni SDM dan ilmu pengetahuan,” papar Prof. Chairy.
Maka, lanjut dia, kehadiran KEK Pendidikan dan Teknologi diharapkan bisa menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh banyak perusahaan yang belum memiliki fasilitas riset dan pengembangan sendiri.
Dalam sambutanya, Markus Waechter mengakui bahwa TUM Asia, termasuk TUM di Jerman, senang bisa berkolaborasi dengan Jababeka dan President University dalam mengembangkan KEK Pendidikan dan Teknologi di Jababeka, Cikarang.
Katanya, “Saya menilai pengembangan KEK ini merupakan upaya yang luar biasa. Kami di TUM Asia merasa bangga bisa terlibat dalam upaya ini.” Markus Waechter juga menyoroti bahwa pengembangan sektor pendidikan dan penerapan teknologi digital akan menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas SDM.
“Ini bisa menjadi faktor kunci bagi kalangan industri untuk melakukan transformasi bisnisnya. Dan, dunia pendidikan perlu merespon tantangan yang terjadi di dunia bisnis yang terus berubah dan membutuhkan banyak hal, seperti up-skilling, re-skilling atau new skilling,” kata Markus.
Di sisi lain, ungkap Markus, dunia pendidikan juga perlu terus meningkatkan kompetensi dan kapasitas lulusannya. “Link and match masih menjadi isu serius di banyak negara. Pesatnya perkembangan teknologi, termasuk teknologi digital, bahkan berpotensi memperlebar kesenjangan tersebut,” ungkap Markus.
Itulah tantangan yang saat ini dihadapi oleh dunia pendidikan. “Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di banyak negara di dunia,” tegas Markus.
Maka, Markus optimistis, pengembangan KEK Pendidikan dan Teknologi bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. “Itu sebabnya saya sangat senang dengan adanya MoU ini dan berharap segera dapat ditindaklanjuti dengan berbagai langkah kongkrit lainnya,” kata Markus. (**)