Tekan Stunting, Puskesmas Muaragembong Luncurkan Inovasi Denting Mugeri

MUARAGEMBONG – Puskesmas Muaragembong meluncurkan program Denting Mugeri (Deteksi Dini Stunting Muaragembong Berseri) yang berfokus pada percepatan penurunan stunting. Mengingat pencegahan stunting mesti dilakukan sejak dini agar melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas.

Penanggung Jawab (PJ) Gizi atau Nutrisionis pada Puskesmas Muaragembong, Richardson Sijabat mengatakan, awal mula hadirnya program Denting Mugeri, berawal dari adanya kasus stunting di lapangan. Maka dari itu, Denting Mugeri hadir sebagai inovasi dalam mempercepat pengentasan penurunan stunting di Muaragembong sebagai wilayah ujung utara Kabupaten Bekasi.

“Awal mula program ini hadir, kita melihat kasus dan kejadian stunting di Muaragembong ini cukup banyak dan masyarakat belum sadar akan hal itu. Setelah kita berikan edukasi, akhirnya masyarakat mulai sadar dan menjadi lebih aktif datang ke Posyandu,” ujarnya di kantornya pada Rabu, (27/03/2024).

Dalam penanganan stunting, ujar dia, Puskesmas Muaragembong bekerjasama dengan CSR salah satu perusahaan BUMN yakni Pertamina FP7 zona 7 Field Tambun, pihak Kecamatan Muaragembong, dan lainnya dalam mengatasi permasalahan kesehatan.

Seiring berjalannya waktu, jelas dia, inovasi ini tersusun menjadi sebuah induk yang menaungi beberapa program inovasi lainnya. Di antaranya inovasi Jubah Merah (Jumat Berkah Minum Tablet Tambah Darah), Jeklin (Ojek Ibu Bersalin), Skinkers (Skrining Kesehatan Calon Pengantin Kendalikan Resiko Stunting), dan Serba Luas (Sertifikat Bayi Lulus Asi Ekslusif).

“Jadi 4 kegiatan itu yang sekarang sedang kami kembangkan untuk mendukung penurunan stunting di wilayah Kecamatan Muaragembong,” tuturnya.

Berdasarkan data bulan Agustus tahun 2023 terdapat 216 balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Muaragembong. Namun setelah diintervensi melalui berbagai kegiatan dan program inovasi Denting Mugeri alhasil terjadi penurunan.

“Berdasarkan data status gizi di bulan Februari 2024 saat ini terdeteksi ada 106 orang, artinya terjadi penurunan 50 persen. Tentu kita harus terus berkomitmen menurunkan angka stunting demi mencapai Indonesia Emas 2045. Karena anak-anak ini nanti yang akan menjadi penerus bangsa,” terangnya.

Meskipun sejauh ini sudah berjalan cukup efektif, namun perlu adanya dukungan dari berbagai elemen lintas sektor. Sehingga zero stunting dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan.

“Kami berkomitmen angka stunting di tahun ini dibawah 14 persen sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Kemenkes 2024,” tandasnya. (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *